Makalah Kegiatan dan Persyaratan Humas

 


BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Dalam lembaga pendidikan di sekolah ada beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh seorang kepala sekolah untuk menunjang pencapaian tujuan dari sekolahnya. Apabila satu diantara komponen tersebut tidak diperhatikan maka sekolah tidak akan bisa berdiri secara optimal dan otomatis tidak mencapai tujuan sekolah tersebut. Seorang kepala sekolah hendaklah mampu mengelola semua komponen-komponen tersebut secara keseluruhan.

Husemas/publik school relation merupakan salah satu dari komponen pendidikan tersebut. Seorang kepala sekolah mampu mengerakkan sekolahnya untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk membangun kerja sama dengan masyarakat dalam meningkatkan kinerja sekolah.

Husemas memiliki kegiatan yang dilakukan keluar dan di dalam sekolah. Dengan demikian petugas husemas harus memenuhi persyaratan dasar untuk bisa menjadi petugas husemas. Sehingga tidak asal-asalan orang saja yang ditunjuk untuk menjadi petugas husemas tersebut.

 

B.       Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yakni sebagai berikut.

1.         Apa saja kegiatan dari humas?

2.         Apa saja persyaratan dasar yang harus dipenuhi humas?

3.         Bagaimana peran dari petugas humas?

 

C.      Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1.         Apa saja kegiatan dari humas?

2.         Apa saja persyaratan dasar yang harus dipenuhi humas?

3.         Bagaimana peran dari petugas humas?


 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Kegiatan-Kegiatan Humas

Kegiatan humas yang dilaksanakan lembaga-lembaga pendidikan atau badan-badan penyelenggara pendidikan dimaksudkan untuk mengabdi pada kepentingan pendidikan. Kemudian kegiatan itu disebut humas pendidikan. Khusus di sekolah, kegiatan tersebut dinamakan publisitas sekolah. Kegiatan humas pendidikan atau lebih konkrit hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki latar belakang pemikiran yang tidak berbeda dengan kegiatan humas pada umumnya. Oleh karena itu, proses kegiatan dan asas penting dalam kehumasan perlu memperoleh perhatian semestinya apabila sekolah melakukan hubungan dengan masyarakat.

Kegiatan dari humas sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni kegiatan yang bersifat internal dan bersifat eksternal. Adapun pemaparannya yakni sebagai berikut (Minarti, 2016:295 dan Asmerdi, 2012:113).

 

1.         Kegiatan Internal

Kegiatan ini merupakan publisitas yang sasarannya yakni       warga sekolah yang bersangkutan seperti para guru, tenaga tata usaha, dan para siswa. Pada prinsipnya kegiatan internal bertujuan sebagai berikut.

a.         Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan kebijakan sekolah, situasi dan perkembangannya.

b.        Menampung saran-saran dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dan hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.

c.         Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antara warga sekolah sendiri.

Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung (tatap muka) dan tidak langsung (melalui media tertentu). Kegiatan langsung ini dapat berupa kegiatan rapat dewan guru, upacara sekolah, karya wisata, rekreasi bersama atau study tour, dan atau penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada, misalnya pada pertemuan arisan, acara keagamaan, dan lainnya. Sedangkan kegiatan yang tidak langsung dapat dilakukan dengan cara penyampaian informasi melalui surat edaran, penggunaan papan pengumuman di sekolah, telepon, penyelenggaraan majalah dinding, menerbitkan buletin sekolah untuk diberikan ke warga sekolah, pemasangan iklan, dan lain-lain.

 

2.         Kegiatan Eksternal

Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditunjukan kepada publik atau masyarakat diluar warga sekolah. Ada kemungkinan yang biasa dilakukan yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung. Kegiatan tatap muka misalnya yakni rapat bersama dengan pengurus komite sekolah setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui perantara media tertentu seperti TV, radio, dan media cetak.

Adapun kegiatan eksternal secara langsung yang dilakukan pihak sekolah yakni sebagai berikut.

a.         Kunjungan ke Rumah Peserta Didik

Kegiatan kunjungan ke rumah peserta didik dimaksudkan agar peserta didik merasa diperhatikan oleh sekolah, memberikan kesempatan kepada pendidik untuk melihat kondisi peserta didik dan memberikan saran-saran bagi orang tua peserta didik, dan lain sebagainya.

b.        Mengundang Orang tua Peserta Didik

Undangan kepada orang tua peserta didik bisa dilakukan satu bulan atau beberapa bulan sekali atau minimal satu tahun sekali. Kegiatan yang biasanya dilakukan yakni rapat koordinasi terkait pengembangan pendidikan dan upaya penanggulangan hambatan yang dihadapi, rapat evaluasi, dan lain-lain.

c.         Case Conference (Konferensi Kasus)

Case conference adalah rapat mengenai suatu kasus yang biasanya digunakan dalam bimbingan penyuluhan. Peserta rapat ialah orang-orang yang betul-betul ikut serta membicarakan masa depan pendidikan di daerahnya, seperti orang tua murid, guru-guru, petugas-petugas bimbingan, dan ahli-ahli yang terkait.

d.        Badan Pembantu Sekolah

Badan pembantu sekolah adalah organisasi kerja sama antara orang tua murid atau wali murid dan guru. Adapun contohnya yakni POMG (Perkumpulan Orang tua Murid dan Guru), POM (Persatuan Orang tua Murid), dan BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan/Komite Sekolah).

 

Adapun kegiatan eksternal yang bersifat tidak langsung (melalui media) dapat dikemukakan sebagai berikut.

a.         Informasi lewat TV

Keberhasilan publisitas sekolah melalui TV bergantung pada program yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penyebaran informasi melalui TV memerlukan persiapan yang sangat matang.

Menyebarkan informasi lewat TV dapat memperoleh beberapa keuntungan, seperti yang dikemukakan oleh Umar Hamalik (1976) yakni dengan program kegiatan yang menarik merupakan sugesti yang sangat potensial menimbulkan minat publik, agar mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan. Selain itu, pada umumnya orang tua tidak tahu tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh sekolah. Maka melalui program TV diharapkan semua program kegiatan sekolah dapat dimengerti oleh orang tua.

Adapun kekurangan dari media televisi yakni 1) informasi cepat lewat, 2) keterangan dan pesan harus pendek, dan 3) produksi materi lama dan mahal.

 

b.        Penyebaran Informasi melalui Radio

Radio merupakan media massa yang penting yang mampu menjangkau publik luas. Karena itu, sekolah dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari radio ini untuk kepentingan publisitas. Beberapa kepentingan itu seperti kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan, dan data sekolah dapat diinformasikan keluar melalui kegiatan radio.

Beberapa keuntungan penyiaran informasi melalui radio ini yakni 1) teks yang diperlukan dapat disiapkan sebaik-baiknya sebelum disiarkan, 2) tidak dipengaruhi faktor komunikator, seperti sikap appearance, 3) dapat dibantu dengan latar belakang musik, dan 4) dapat melalui batas ruang dan waktu serta jangkauan yang luas.

Adapun kekurangan radio yakni 1) selintas didengar, 2) informasi bersifat global/tidak detail, dan 3) waktunya terbatas.

 

c.         Penyebaran Informasi melalui Media Cetak

Yang dimaksudkan media cetak ialah surat kabar, majalah, buletin dan sebagiannya. Dalam hubungannya dengan kegiatan humas atau publisitas, pers dapat dikatakan sebagai penyalur informasi yang menguntungkan.

Keuntungan informasi lewat pers yakni 1) dapat dicapai publik yang sangat luas, 2) dapat secara  mendadak dipelajari publik yang bersangkutan, dan 3) dapat mengharapkan umpan balik dari publik yang banyak.

Sedangkan kekurangan dari media cetak yakni 1) lambat (tidak dapat menyebarkan secara langsung berita), 2) tidak adanya audio, 3) visual yang terbatas, dan 4) produksi yang cukup mahal.

Berdasarkan uraian tersebut, kegiatan humas di sekolah memerlukan perhatian istimewa dari kepala sekolah. Kegiatan humas demikian dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh beberapa faktor yakni adanya program perencanaan yang sistematis, tersedianya basis dokumentasi yang lengkap, tersedianya organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan kehumasan ini.

Pada dasarnya proses kegiatan humas dapat ditempuh melalui lima tahap, yakni sebagai berikut (Rosadi, 2007:76).

1.         Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan petugas humas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya, meliputi bahan informasi (message) yang akan disampaikan kepada publik, media yang akan digunakan, rumusan tentang maksud dan tujuan yang ingin dicapai, serta fasilitas yang dibutuhkan, antara lain waktu, tempat, dan sarana penunjang lainnya.

 

2.         Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini petugas humas melaksanakan kegiatan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan diusahakan dapat terlaksana. Pesan hendaknya disampaikan dengan baik, baik menggunakan media atau tidak. Demikian pula waktu, tempat, dan sarana penunjang yang harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

 

3.         Tahap Pengecekan Tanggapan Masyarakat

Pada tahap ini petugas humas berusaha mengetahui dengan pasti apakah kegiatan yang telah dilakukan mendapat tanggapan dan sambutan positif dari masyarakat. Tanggapan tersebut dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Tanggapan tersebut dapat berbentuk dukungan moral, bantuan tenaga dan pemikiran, atau mungkin bantuan materi.

 

4.         Tahap Penilaian dan Pengontrolan Hasil

Pada tahap ini petugas melakukan evaluasi pencapaian maksud dan tujuan kegiatan kehumasan yang baru dilaksanakan. Tolak ukur yang digunakan adalah perumusan tujuan yang telah dibuat pada tahap persiapan. Apabila tidak terdapat penyimpangan tujuan, kegiatan humas dapat dikatakan berhasil. Dengan kata lain, akan tampak seberapa besar partisipasi, pengertian, dukungan, bantuan, dan kerja sama yang ditimbulkan masyarakat terhadap instansi atau lembaga yang bersangkutan. Jadi melalui pengamatan yang cermat petugas humas dapat melakukan pengontrolan hasil kegiatan.

 

5.         Tahap Pemberian Saran kepada Pimpinan

Berdasarkan simpulan yang ditarik pada tahap keempat, petugas humas wajib melaporkan semua kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan. Laporan itu dilengkapi dengan saran, anjuran, imbauan atau rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan pimpinan instansi sehubungan dengan persoalan yang sedang dihadapi. Melalui asas tersebut, hubungan intern antara petugas humas dan atasannya, terutama hubungan langsung atau tatap muka, dituntut dapat berjalan lancar tanpa hambatan. 

 

B.       Persyaratan Dasar yang Harus Dipenuhi Humas

Ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi untuk menjadi seorang public relations yang baik. Ada lima kriteria yang harus dipenuhi  yakni dipaparkan sebagai berikut (Soemirat, 2015:46).

 

1.         Ability to Communicate (Kemampuan berkomunikasi)

Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap orang-orang yang memiliki aneka ragam karakter. Itu berarti harus mampu dan mau berusaha memahami serta terkadang bersikap se toleran mungkin kepada orang yang mngkin dihadapinya tanpa harus menjadi seorang penakut atau penjilat. Kemampuan berkomunikasi seorang Public Relations ini baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan ini mutlak dipunyai oleh seorang Public Relations.

 

2.         Ability to Organize (Kemampuan mengorganisasikan)

Kemampuan mengorganisasikan ini dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk memanajerial seperti mengelola program-program Public relations juga termasuk kemampuan mengantisipasi masalah di dalam dan di luar organisasi atau perusahaan.

 

3.         Ability to Get On with People (Kemampuan bergaul dengan orang) 

Kemampuan ini dimaksudkan sebagai kemampuan menciptakan networking atau jaringan dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan ataupun dengan Public Relations itu sendiri.

 

 

4.         Personal Integrity (Berkepribadian utuh) 

Kejujuran harus tetap melandas seseorang yang ingin menjadi seorang  public relations karena aspek ini dapat membentuk kredibilitas orang lain terhadap public relation officer maupun perusahaan tempat public relations officer itu bekerja.

 

5.         Imagination (Berimajinasi kuat)

Seorang public relations haruslah pribadi yang penuh dengan gagasan, ide-ide yang segar serta mampu memecahkan problem yang dihadapi serta mengembangkan imajinasi dalam melahirkan kreativitas dalam bekerja.

Selain itu, persyaratan dasar yang harus dipenuhi petugas humas yakni sebagai berikut (Abdurrachman, 2001:69).

1.         Kemampuan mengamati dan menganalisa persoalan.

2.         Kemampuan menarik perhatian.

3.         Kemampuan mempengaruhi pendapat.

4.         Kemampuan menjalin hubungan dan suasana saling percaya.

 

C.      Peranan Petugas Humas

Rosady Ruslan (2005:10) menjelaskan secara rinci empat peran utama hubungan masyarakat adalah sebagai berikut.

1.      Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya.

2.      Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.

3.      Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.

4.      Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.

Pendapat lain mengenai peran humas yaitu menurut Frida Kusumastuti (2002: 24-25), peranan petugas humas dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yakni peranan managerial (communication manager role) dan peranan teknis (communication technician role). Peranan tersebut diantaranya sebagai berikut.

1.         Expert Presciber Communication (ahli penasehat)

Peranan tersebut menjadikan petugas humas sebagai orang yang ahli yang berperan sebagai penasehat pimpinan perusahaan atau organisasi.

2.         Problem Solving Process Facilitator (fasilitator proses pemecahan masalah)

Peranan ini sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah, dimana petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen. Petugas humas menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.

3.         Communication Facilitator (fasilitator komunikasi)

Peranan petugas humas yaitu sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan atau organisasi dengan publik baik publik eksternal maupun internal. Istilah umumnya yaitu sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahan, sebagai media atau penengah bila terjadi miscommunication.

4.         Technician Communication (pelaksana teknis komunikasi)

Peranan ini pertugas humas sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakannya.

Selain itu,  peran humas sekolah lebih spesifiknya dikemukakan oleh Zulkarnain (2006: 30) adalah sebagai berikut.

1.         Membina hubungan harmonis kepada publik intern (dalam lingkungan pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga administrasi, dan siswa), dan hubungan kepada publik ekstern (di luar lembaga pendidikan, seperti: orang tua siswa, dan di luar lembaga pendidikan).

2.         Membina komunikasi dua arah kepada publik internal (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa) dan publik eksternal(lembaga luar/instansi, masyarakat, dan media massa) dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian, dan berbagai kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.

3.         Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, baik yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di masyarakat.

4.         Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat.

5.         Bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijakan-kebijakan pimpinan dengan baik.

 

Berdasarkan dari kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan dari peran humas bahwa humas memiliki tanggungjawab dalam menjaga hubungan serta membina hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk memberikan manfaat bagi keduanya.


BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Kegiatan hubungan masyarakat terbagi atas kegiatan internal dan eksternal. Kegiatan internal merupakan kegiatan ke dalam sasarannya tidak lain adalah   warga sekolah yang bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha dan para siswa. Sedangkan kegiatan eksternal selalu berhubungan atau ditunjukkan kepada publik atau masyarakat diluar warga sekolah. Ada kemungkinan yang biasa dilakukan yakni secara langsung (tatap muka)dan tidak langsung.

Ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi untuk menjadi seorang Public Relations yang baik. Ada lima kriterianya yakni ability to communicate (kemampuan berkomunikasi); ability to organize  (kemampuan mengorganisasi); ability to get on with people (kemampuan bergaul dengan orang atau relasi); personal integrity (berkepribadian utuh); dan Imagination (berimajinasi).

Hubungan Masyarakat mempunyai peran bahwa humas memiliki tanggungjawab dalam menjaga hubungan serta membina hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk memberikan manfaat bagi keduanya.

 

B.       Saran

Sebagai pemimpin pendidikan harus dapat memimpin sekolah  dengan cara melakukan hubungan dengan masyarakat. Dengan mengetahui kegiatan dari humas, persyaratan menjadi bagian humas, dan peran humas diharapkan seorang pemimpin pendidikan dapat dengan baik memimpin sekolahnya.

 


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Asmendri. 2012. Teori dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah dan Madrasah. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

 

Fitriana, Dyah Ayu. 2016. Kinerja Hubungan Masyarakat dio Sekolah menegah Kejuruan Yudia Karya Magelang. Yogyakarta: Universitas negeri Yogyakarta.

 

Kusumatuti, Frida. 2002. Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat. Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia.

 

Minarti, Sri. 2016. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

 

Ruslan, Rosadi. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

 

Ruslan, Rosadi. 2007. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

Soemirat, Soleh. 2015. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

Zulkarnain Nasution. (2006). Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan: Konsep, Fenomena, dan Aplikasinya. Malang: UMM Press.

 

 


0 Comments:

Post a Comment